Sebuah rumah hijau di Saint Paul, Minnesota
Rumah kaca (disebut juga rumah hijau dan rumah tanaman) adalah sebuah bangunan
di mana tanaman
dibudidayakan. Sebuah rumah kaca terbuat dari gelas atau plastik;
Dia menjadi panas karena radiasi elektromagnetik yang datang dari matahari
memanaskan tumbuhan, tanah, dan barang lainnya di dalam bangunan ini.
Kaca yang digunakan untuk rumah kerja bekerja sebagai
medium transmisi yang dapat memilih frekuensi spektral yang berbeda-beda, dan
efeknya adalah untuk menangkap energi di dalam rumah kaca, yang memanaskan
tumbuhan dan tanah di dalamnya yang juga memanaskan udara dekat tanah dan udara
ini dicegah naik ke atas dan mengalir keluar. Oleh karena itu rumah kaca
bekerja dengan menangkap radiasi elektromagnetik dan mencegah konveksi.
Rumah kaca sering kali digunakan untuk mengembangkan bunga,
buah dan tanaman tembakau.
Lebah
dari genus Bombus adalah polinator
pilihan untuk banyak polinasi rumah kaca, meskipun tipe lebah lain juga digunakan,
dan juga polinasi buatan.
Banyak sayuran dan bunga yang dikembangkan di rumah
kaca pada akhir musim dingin atau awal musim semi,
yang kemudian dipindahkan ke luar begitu cuaca menjadi hangat.
Ruangan yang tertutup dari rumah kaca mempunyai
kebutuhan yang unik, dibandingkan dengan produksi luar ruangan. Hama dan penyakit,
dan panas tinggi dan kelembaban, harus dikontrol, dan
irigasi
dibutuhkan untuk menyediakan air.
Rumah kaca menjadi penting dalam penyediaan makanan di
negara garis lintang tinggi. Kompleks rumah kaca terbesar di dunia terletak di
Leamington, Ontario
(dekat tempat paling selatan Kanada) di mana sekitar 200 "acre" (0.8 km²) tomat dikembangkan dalam
gelas.
Rumah kaca melindungi tanaman dari panas dan dingin yang
berlebihan, melindungi tanaman dari badai debu dan "blizzard", dan
menolong mencegah hama. Pengontrolan cahaya dan suhu dapat mengubah tanah tak
subur menjadi subur. Rumah kaca dapat memberikan suatu negara persediaan bahan
makanan, di mana tanaman tak dapat tumbuh karena keganasan lingkungan. Hidroponik
dapat digunakan dalam rumah kaca untuk menggunakan ruang secara efektif.
Efek
rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph
Fourier pada 1824,
merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau
satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.
Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami
Saturnus,
Titan)
memiliki efek rumah kaca, tapi artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca
untuk masing-masing benda langit tadi akan dibahas di masing-masing artikel.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk
dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan
efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan
global). Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima
kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi
gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas
lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan
oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara
dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan
laut untuk menyerapnya.
Energi yang masuk ke Bumi:
- 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
- 25% diserap awan
- 45% diserap permukaan bumi
- 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk
radiasi inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar
inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan
gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek
rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara
siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca
adalah belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2)
serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC).
Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan
mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan
terganggunya hutan
dan ekosistem
lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di
atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah
kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga
akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut
sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan
negara kepulauan
akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca
telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan
peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan
global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan
meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin
banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer.
Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.
sources :
http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_kaca
http://id.wikipedia.org/wiki/Efek_rumah_kaca
0 komentar:
Posting Komentar